F September 2022 - GORPENDA
BREAKING NEWS

About

Life & style

Kamis, 22 September 2022

Resensi - Buku Motivasi "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat"


 Identitas Buku:

Judul buku: Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

Pengarang: Mark Manson

Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia

Tanggal Terbit: 20 Februari 2005

ISBN: 9786024526986

Tebal halaman: 256 halaman

Lebar: 14.0 cm

Panjang: 21.0 cm

Genre: Non Fiksi

Sinopsis Buku:

“Apa pun masalahnya, konsepnya sama: selesaikan masalah, lalu berbahagialah. Sayangnya bagi banyak orang, rasanya hidup tidak sesederhana itu. Itu karena mereka menghadapi masalah dengan paling tidak satu dari dua cara berikut: penyangkalan atau mentalitas korban” (hal 37)

Isi Resensi:

Buku ini menceritakan seorang Charles Bukowski seorang pecandu alkohol senang bermain perempuan, penjudi kronis, kasar, kikir, dan tukang utang. Ia bercita-cita menjadi seorang penulis. Karya Bukowski selalu ditolak oleh hampir setiap majalah, tetapi hal tersebut tidak membuatnya menyerah ia tetap menulis dan membuat puisi. Dari pengalamannya ia memiliki sikap bodo amat

Dalam bukunya yang berisi makna cuek yang bukan berarti tidak peduli terhadap apa pun, Charles Bukowski gambaran sederhana untuk mengarahkan kembali ekspektasi hidup dalam memilih apa yang penting karena pada intinya hidup hanyalah rentetan masalah yang tidak ada ujungnya.

Kelebihan Buku:

Melalui karakter tokoh Charles Bukowski yang kuat dan gigih, kita mendapat makna tersendiri untuk bersikap cuek, dan tetap bahagia menatap masalah yang sedang dialami.

Kekurangan Buku:

Meskipun judulnya seolah memberi kesan tentang kiat-kiat cuek, tetapi ternyata tidak cuek di sini menggambarkan seorang pejuang yang meraih impian dengan segala rintangan.

Penting, 3 Bahaya Konsumsi Nasi Berlebihan, Jangan Dianggap Remeh!


Gorpenda -- Tidak dikatakan makan, kalau belum menyantap yang satu ini, nasi putih. Ia adalah makanan pokok dan favorit rakyat Indonesia. 

Selain harganya murah dan mudah didapat, kandungan nutrisi nasi putih juga baik untuk kesehatan dan memiliki fungsi yang penting bagi tubuh. 

Untuk mendapatkan nutrisi yang lengkap, tentunya anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi nasi putih saja. 

Nasi putih sebagai makanan pokok perlu dikombinasikan dengan lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan.

Namun konsumsi nasi berlebihan itu tidak baik lho untuk tubuh. Menurut Layanan Penelitian Pertanian Departemen Pertanian Amerika Serikat, dalam 1 cangkir nasi terkandung 44,6 gram karbohidrat dan 4,25 gram protein.

Jumlah ini juga tak jauh berbeda dengan beras merah yang dibilang lebih sehat.

Ada beberapa masalah kesehatan yang bisa Anda hadapi jika makan nasi terlalu banyak. Berikut sejumlah bahaya mengonsumsi nasi berlebihan.

1. Masalah Pencernaan

Mengonsumsi nasi berlebihan dapat menyebabkan kembung, bersendawa, dan gangguan pencernaan pada beberapa orang. Masalah tersebut memicu peradangan karena kandungan karbohidrat pada nasi yang tinggi. 

Pada beberapa kasus, makan nasi terlalu banyak juga menyebabkan masalah yang disebut 'small intestinal bacterial overgrowth (SIBO). Masalah ini ditandai dengan pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil.

Gejala SIBO antara lain mual, kembung, diare, nafsu makan buruk, dan sakit perut. Jika sudah mengalami kondisi ini, Anda disarankan 'puasa' nasi selama 6 minggu untuk melihat reaksi tubuh Anda.


2. Tingkatkan Risiko Diabetes

Menurut Harvard T.H. Chan of School of Public Health, beras memiliki nilai indeks glikemik (GI) 48-93. Nilai tersebut menunjukkan dampak nyata pada peningkatan kadar glukosa darah. Semakin tinggi GI, semakin tinggi kadar gula dalam darah.

3. Berisiko Sakit Jantung

Sakit jantung merupakan salah stau penyebab kematian teratas versi World Health Organizations (WHO). Masalah ini berkaitan dengan kandungan arsenik yang tinggi pada beras utuh, tapi tidak berlaku untuk beras putih karena proses pengelupasan dedaknya.

Kendati begitu, nasi juga memiliki fungsi penting untuk tubuh.

Karbohidrat pada nasi putih memiliki peran penting dalam memberikan energi bagi tubuh. Ketika Anda mengonsumsi nasi putih, karbohidrat di dalamnya akan dipecah menjadi glukosa, yang kemudian akan diserap dan masuk ke aliran darah.  Glukosa ini akan diedarkan ke seluruh tubuh sebagai bahan bakar, terutama bagi otak.(*)

_______

Sumber: disway.id


Bukti amputasi tertua di dunia ditemukan pada kerangka berusia 31.000 tahun di gua Kalimantan

 


Bukti operasi amputasi tertua di dunia telah ditemukan di sebuah gua di Kalimantan Timur, Indonesia.

Gorpenda -- Kepastian tersebut didapat setelah para peneliti memeriksa temuan kerangka seorang anak muda berusia 31.000 tahun di Gua Liang Tebo, tempat ditemukannya sejumlah lukisan purba paling awal di dunia.

Dr Melandri Vlok, yang memeriksa kerangka tersebut mengatakan kaki kiri kerangka "sangat jelas" diamputasi.

Bahkan, hasil analisis para arkeolog menunjukkan bahwa individu yang diamputasi tersebut dirawat oleh komunitasnya bertahun-tahun setelah operasi dilakukan.

Pemeriksaan kerangka purba yang rinciannya diterbitkan dalam jurnal Nature, mengindikasikan operasi amputasi kaki tersebut terjadi saat orang itu masih kecil.

Pertumbuhan dan penyembuhan tulang kaki pascaoperasi menunjukkan bahwa orang itu telah hidup antara enam sampai sembilan tahun setelah amputasi. Kemungkinan dia meninggal pada usia belasan tahun atau awal 20-an tahun.

Salah satu dari tiga peneliti yang menemukan dan melakukan ekskavasi, Dr Tim Maloney dari Universitas Griffith di Australia, mengatakan "gembira sekaligus sedih" untuk mengungkap interpretasi di balik temuan tulang-tulang purba tersebut.

"Kami dengan sangat hati-hati membersihkan endapan dan merekam bagian bawah dari kerangka ini. Kami melihat kaki kirinya tidak ada, tetapi juga terdapat pecahan tulang yang tersisa, yang tidak biasa," katanya kepada BBC News.

"Jadi kami antusias menyambut berbagai kemungkinan, termasuk operasi tubuh yang menyebabkan hal ini [kaki kiri tidak ada]."

Tim penggali kemudian meminta Dr Vlok dari Universitas Sydney untuk memeriksa tulang belulang tersebut.

"Dengan temuan seperti ini," katanya, "ada campuran antara senang dan sedih, karena hal ini terjadi pada seseorang.

"Orang ini - seorang anak kecil - mengalami penderitaan luar biasa, bahkan jika itu terjadi 31.000 tahun lalu."

Dr Maloney menjelaskan bahwa lantaran hasil pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda individu tersebut telah dirawat sampai pulih dan selama sisa hidupnya, para arkeolog meyakini bahwa ini adalah tindakan operasi amputasi, bukan hukuman atau ritual apa pun.

"Supaya mereka bisa tetap tinggal di daerah pegunungan ini, sangat mungkin komunitas mereka melakukan perawatan," jelasnya.

Arkeolog dari Universitas Durham, Prof Charlotte Robertson yang tidak terlibat dalam temuan ini tapi turut menyelisik laporan mereka, menilai penemuan ini telah mematahkan pandangan bahwa ilmu pengobatan dan pembedahan hanya baru-baru ini saja ditemukan dalam sejarah manusia.

"Ini menunjukkan kepada kita bahwa merawat orang lain merupakan bagian dari manusia," katanya kepada BBC. "Kita tidak bisa meremehkan nenek moyang kita."

Amputasi, menurutnya, memerlukan pengetahuan komprehensif tentang anatomi manusia, kebersihan pembedahan, serta keterampilan teknis.

"Pada masa sekarang, dalam konteks keilmuan Barat, Anda berpikir amputasi merupakan operasi yang sangat aman. Seseorang diberikan suntikan penghilang rasa sakit, prosedur steril dijalankan, pendarahan terkontrol, dan pengelolaan rasa sakit.

"Lalu, Anda punya bukti ini, 31.000 tahun yang lalu, seseorang melakukan amputasi, dan itu berhasil."

Dr Maloney dan rekan-rekannya sekarang sedang menyelidiki jenis batu yang digunakan sebagai alat amputasi saat itu. (*)

_____

Sumber: bbc.com

Jumat, 16 September 2022

Profesi Boleh Sederhana, Tapi Semangat Luar Biasa


 Profesi Boleh Sederhana, Tapi Semangat Luar Biasa


Gorpenda.com -- Tukang parkir, profesi yang hanya di pandang rendah oleh sebagian orang. Namun tidak banyak orang mengira bahwa menjadi seorang tukang parkir adalah pekerjaan yang mulia. Itulah profesi yang sampai saat ini masih dijalani Ngatiman. Ayah dari satu orang anak ini sudah 12 tahun menjadi tukan parkir di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Pekerjaan kecil yang sehari-hari dijalani dengan penuh rasa tanggung jawab yang besar tidak membuat Ngatiman berkecil hati.

Lelaki kelahiran Sidokarto ini setiap bulanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1.000.000. Walau dengan gaji yang cukup kecil itu, Ngatiman tetap menerimanya dengan penuh rasa syukur. Ia selalu menganggap bahwa ‘’Apabila pekerjaan selalu dijalani dengan ikhlas, maka akan menjadi berkah’’. Dengan hadirnya seorang anak dalam keluarga sederhananya, Ngatiman semakin merasa bertambahnya beban yang harus dipikulnya. Anak yang Ngatiman masih kecil perlu dipenuhi segala kebutuhannya. Dengan kondisi ekonomi seperti ini, Ngatiman berusaha dengan baik mengatur pengeluaran yang diperlukan keluarganya.

Selain karena panggilan, alasan lain mengapa Ngatiman memilih bekerja sebagai tukang parkir adalah, karena tidak ada pekerjaan lain yang sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikannya. Sekali lagi Ngatiman tetap bersyukur, di kota besar seperti Yogyakarta masih banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan, bahkan bergantung hidup dengan orang lain. Ayah dari satu orang anak ini tetap merekahkan senyum sembari menjalani pekerjaanya.

Semua pekerjaan pasti ada hambatannya, hal itu juga sering dialami Ngatiman. Menjalani profesi sebagai tukang parkir  tidak membuat Ngatiman terbebas dari berbagai hambatan dan masalah. Terkadang ada beberapa Mahasiswa yang susah diatur untuk merapikan kendaraanya. Padahal itu semua adalah untuk kenyamanan bersama. Dengan senyum khasnya, Ngatiman terus bersabar menghadapi segala hambatan yang ia yakini sebagai ujian dalam pekerjaan yang sedang dijalaninya itu.

Jika ada waktu luang, Ngatiman menggunakannya dengan sebaik-baiknya untuk membaca Al-Qur’an. Ia tidak ingin ketinggalan dalam berburu amal untuk bekal di Akhirat kelak. Walau Ia miskin harta di Dunia, Ia tidak ingin miskin di Akhirat kelak. Ia selalu ingin menjalani hari demi hari menjadi semakin lebih baik. Di usianya yang ke 39, Ngatiman semakin sadar bahwa umur semakin habis dimakan waktu. Kapan lagi banyak-banyak melakukan ibadah, kalu bukan sekarang ? karena mati seseorang hanya Allah yang menentukan.

Menjadi tukang parkir dijalani ngatiman mulai tahun 2000. Tukang parkir yang selalu mengenakan peci ini banyak dikenal Mahasiswa, baik karena penampilannya yang khas, maupun sikap ceria dan penuh semangatnya itu. Inilah yang membuat Ngatiman disegani oleh banyak orang. (*)


Sumber: remajasampit.blogspot.com

Punya Julukan si Kaki Irit Penakluk Raksasa Jalanan

 


Jajuli Gunawan, Perempuan Pengemudi Tronton, Triton, dan Kini Bus Antarprovinsi

Menyetir sendirian tanpa kernet, ketemu bajing loncat, dan pecah ban di tengah hutan pernah dialami, tapi Jajuli Gunawan mengaku tak punya pengalaman menyedihkan sebagai sopir kendaraan berat. Sempat dikira laki-laki saat melamar sebagai sopir bus.

”PAS lihat SIM-nya di surat lamaran, saya sampai bolak-balik ngecek. Ini perempuan beneran atau gimana,” ucap Susanto, kepala operasional PO Agra Mas wilayah Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur.

Dia tengah membicarakan lamaran yang dikirim Jajuli Gunawan dua tahun lalu. Untuk memastikan, pria yang biasa disapa Om Gepeng itu lalu menelepon langsung.

”Lho Pak, saya perempuan tulen, saya ibu rumah tangga. Kalau ndak percaya, silakan cek sendiri,” ucap Susanto menirukan jawaban Jajuli di telepon.

Dengan rambut cepak, jalan tegap, dan suara serak, bahkan yang melihatnya langsung, memang tidak sedikit yang salah kira. Termasuk polisi patroli jalan raya (PJR) yang kerap dia temui di jalanan. ”Sering banget lah saya dipanggil ’Pak’,” tutur Jajuli, lantas tertawa.

Jajuli perempuan tangguh. Kepiawaian ibu empat anak itu di balik kemudi telah mengantarkannya melewati rute-rute ekstrem sepanjang Jawa sampai Sumatera dengan menggunakan kendaraan-kendaraan ”raksasa.”

Rekam jejak itu pulalah yang akhirnya meyakinkan Susanto merekrut Jajuli sebagai driver Agra Mas dua tahun lalu. Itu kali pertama Agra Mas memercayakan kendaraan mereka dikemudikan seorang perempuan sejak perusahaan tersebut beroperasi pada 2013.

Melihat daftar pengalaman ibu empat anak tersebut mengemudikan kendaraan berat, tidak sulit bagi Agra Mas langsung menerimanya sebagai karyawan. Pasalnya, sebelum pindah haluan jadi sopir bus, Jajuli sudah punya pengalaman panjang 15 tahun mengendarai kendaraan berat.

Truk engkel (enam roda), truk trintin (delapan roda), tronton (10 roda), hingga trinton (12 roda) sudah pernah dia jinakkan. ”Selama 15 tahun itu saya angkut semen dari Cilegon ke Gresik sebulan empat kali. Sekali PP (pulang-pergi) dikasih waktu seminggu di jalanan dan sendirian, ndak pakai kernet. Kirim ke Sumatera dan Bali juga pernah,” ucap Jajuli saat ditemui di kantor PO Agra Mas, Wonogiri.

Selama menjalani pekerjaan tersebut, berbagai pengalaman ekstrem sudah pernah dihadapi perempuan 37 tahun itu. Dari ketemu bajing loncat (penjahat jalanan yang biasa menyatroni truk antarkota, Red) di jalan lintas Sumatera hingga pecah ban tengah malam saat hujan di tengah hutan.

”Sampean pernah nggak lihat ban mobil sampean lepas, terus jalan sendiri ngglundung di depan sampean. Saya sudah pernah itu,” ucap ibu empat anak itu, lantas tertawa.

Meski demikian, perempuan asal Sleman, Jogjakarta, itu mengaku tidak pernah kapok menjalani pekerjaan sebagai driver kendaraan berat. Dia begitu menikmatinya. Bahkan, saat ditanya pengalaman menyedihkan, dia malah menyebut tidak ada.

Jajuli mulai bersentuhan dengan dunia jalanan tersebut sejak menikah dengan Bambang Purnomo pada 2004. Saat itu, sang suami bekerja sebagai pengemudi truk yang mengangkut bahan bakar milik Pertamina. Pekerjaan tersebut masih dilakoni Bambang sampai saat ini.

Awalnya, dia kerap mendampingi sang suami jalan. Dari sana pula pelajaran mengenai menyetir dan segala hal terkait kendaraan dimulai.

Setahun setelah menikah, dia sudah punya SIM B2. Faktor ekonomi juga turut berperan mendorongnya hingga menggeluti pekerjaan yang tak banyak diterjuni kaum hawa: menyopiri kendaraan berat.

Tiap kali dia dan suami punya jadwal menyetir barengan, otomatis anak-anak mereka harus ditinggal di rumah. ”Untungnya, rumah kami dikelilingi rumah-rumah keluarga. Jadi, anak-anak bisa dititipkan,” kata perempuan yang anak tertuanya kini sudah berusia 18 tahun itu.

Pengalaman panjang mengemudikan truk beragam jenis itu juga membuat Jajuli tidak kesulitan saat pindah haluan jadi sopir bus dua tahun lalu. Kemampuannya mengatasi berbagai medan saat mengendarai kendaraan yang panjangnya lebih dari 12 meter itu sudah tidak diragukan.

Pengalaman itu pulalah yang membuatnya merasa sopir bus lebih aman dibandingkan saat menjadi sopir truk dulu. ”Kalau menyetir truk itu kan apa-apa harus mikir sendirian di jalan. Kalau bus kan ada dua kru lain yang menemani. Sopir tinggal berangkat,” ucap Jajuli.

Kini di PO Agra Mas, Jajuli dikenal sebagai pengemudi yang punya injakan kaki yang rapi dan irit bahan bakar. ”Kalau jebolan truk, memang biasanya kakinya lebih irit. Karena injakan gas dan remnya lebih sabar. Itu berpengaruh sekali dengan konsumsi bahan bakar,” ucap Menot Dewo, humas PO Agra Mas.

Pengalaman panjang itu membuat Jajuli seperti sudah sehati dengan mesin kendaraan besar manual. Berkali-kali pihak Agra Mas menawarinya memegang bus unit terbaru berjenis matik merek Scania yang speknya lebih mewah. Namun, Jajuli menolak dengan halus.

”Saya itu seperti sudah sehati dengan Hino. Sejak nyopir truk, pegangan saya selalu itu. Jadi pas ada yang nggak beres sedikit saja, saya bisa tahu dari suara mesinnya,” ucap perempuan kelahiran Sleman, Jogjakarta, 1 Juli 1985 itu. (*)


Sumber: jawapos.com

Minggu, 11 September 2022

Bukan Briefing Karyawan Biasa

 


Gorpenda.com - Hari senin, hari pertama masuk kerja. Bagi sebagian karyawan dibeberapa Kantor, mungkin hari senin adalah hari yang berat karena harus bersua kembali dengan tumpukan berkas dan rentetan amanah yang menanti.

Jarum jam otw ke angka sembilan. Satu persatu karyawan masuk ruangan briefing. Pakaian seragam warna abu-abu menunjukkan kekompakan mereka. Satu persatu mengambil posisi dikursi yang kosong, yang tertata rapi. Tempat duduk yang didesain membentuk huruf "U" dengan meja bertaplak hijau berada dihadapan mereka masing-masing dan satu meja besar ditengah-tengah, dilengkapi kursi-kursi dibagian kanan dan kiri meja.

Setiap kantor, pasti ada moment pimpinannya membriefing karyawannya. Sama seperti karyawan kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Wahdah Islamiyah. Ormas yang beralamat di Jl. Antang No. 48, Kel. Antang, Kec. Manggala - Makassar ini memiliki kebiasaan baik sebelum ada pengarahan dalam briefingnya, tiap senin pagi.

Ustaz Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., MA, selaku ketua harian, sangat memperhatikan kehadiran para karyawan. Satu persatu anggota kantor ditanyakan keberadaannya. Penanaman sifat tanggung jawab kepada para karyawan sangat beliau tekankan. Diantara tujuan beliau tanya satu persatu posisi dan kondisi para karyawan yaitu agar ditau siapa yang sakit, siapa yang terlambat dan siapa yang tidak hadir tanpa pemberitahuan.

Ya, begitulah seharusnya pemimpin. Sifat carenya kepada anggotanya harus lebih besar, seperti carenya terhadap dirinya sendiri. Demikian Nabi ajarkan dan ingatkan, bahwa keimanan itu belumlah sempurna sebelum ia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.

Sabda Nabi -shallallaahu 'alayhi wa sallam-,

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, 45)

Mengecek anggota karyawan satu persatu adalah hal yang harus bagi seorang atasan atau pemimpin. Bahkan Allah subhanahu wa ta'ala menyebutkan tata cara itu dalam kisah Nabi Sulaiman 'alayhis salaam dengan para rakyatnya. Kisah pengecekan anggota itu Allah abadikan dalam al qur'an ketika salah satu pasukannya yaitu burung Hud-Hud tidak ada di lokasi.

Allah berfirman,

وَتَفَقَّدَ ٱلطَّيۡرَ فَقَالَ مَالِيَ لَآ أَرَى ٱلۡهُدۡهُدَ أَمۡ كَانَ مِنَ ٱلۡغَآئِبِينَ

Artinya: "Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, "Mengapa aku tidak melihat Hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?" (Qs. An-Naml: 20)

Hari senin, hari yang berbeda bagi para karyawan Wahdah. Briefing karyawannya sarat akan tarbiyah. Briefing yang bertujuan selain mengecek kehadiran dan kedisiplinan, arahan pekerjaan selama sepekan, di briefing ini ada yang spesial yaitu pembacaan kitab ulama kontemporer. Ketua harian memilih kitab dengan judul Fiqhun Nafs karya Syaikh Prof. Dr. Yahya al Yahya, sebagai bacaan sebelum arahan. Bacaan yang sudah hampir setahun ini sudah melewati satu bab, yaitu bab fiqih hati dan kini sudah masuk ke bab baru, fiqih mengenal diri.

Dengan jumlah sekitar 60 an lebih karyawan. Ketua harian disetiap briefing hari senin selalu mengingatkan untuk menjaga aset kantor, mematikan lampu ketika tidak dipakai, demikian dengan AC dan air kran yang menetes, untuk di offkan ketika tidak terpakai. Di Wahdah sendiri, terkait dengan kebersihan, mereka memiliki slogan "LISA DARA APIK" yaitu lihat sampah, ambil. Tidak rapi, dirapikan.

Tidak hanya menjaga kehadiran, kedispilinan serta kekompakan karyawan. Wahdah Islamiyah dalam menjaga kader hingga karyawannya menggunakan metode tarbiyah atau pendidikan Islami intensif pekanan.

Semoga kebiasaan baik di kantor Wahdah ini, bisa menjadi inspirasi, motivasi dan role model untuk kantor-kantor lainnya dalam menjaga spiritual para karyawannya.

_____

Oleh: Absaid

Jumat, 02 September 2022

Anak-Anak Istimewa


Gorpenda.com -- Ditengah hutan yang jauh dari hiruk pikuk kota dan bisingnya kendaraan berbagai roda, santri-santri cilik itu tetap tenang melantunkan firman-firman Sang Maha Rahman. Suara mereka yang mengeja huruf demi huruf, bergemuruh bak lebah disarangnya. Meski pondok sederhana itu berada ditengah hutan, ia tetap terlihat oleh Sang Pemilik langit karena sinarnya yang benderang membumbungkan ayat-ayat-Nya.

Jauh letaknya, ditengah hutan pelosok Luwuk Timur. Dengan jumlah santri seratusan membuat para pengelola tetap bertahan dan semangat membina. Ditambah lagi, santri-santri ini adalah para anak yatim yang mana mereka tak sekedar membutuhkan pendidikan, mereka juga berhak untuk merasakan kasih sayang.

Pondok ini sangat sederhana. Walau begitu, para pengelola tak pernah memungut biaya sepersenpun dari para santri. Pondok ini tetap bertahan, setelah Allah, para donaturlah yang dengan ikhlash dan rela hati membantu keperluan tiap bulannya.

Terkadang kita sudah hidup sangat berkecukupan. Dan mungkin terkadang, dengan kecukupan yang ada belum bisa mengisi kekosongan dan ruang hampa yang selalu menghantui hati. Apakah diri ini belum bahagia? Bisa jadi.

Mungkin berkunjung ke Pondok sederhana ini, apa yang kita cari akan kita dapatkan. Disana ada anak-anak yang setia mendedikasikan masa main mereka dengan menghafal al qur’an. Letaknya di Desa Taripa, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu Timur. Pesantren yang diberi nama Ponpes Darul Hijrah ini jaraknya sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Malili, Luwu Timur.

Jauh, terpencil, jalanannya berbebatuan dan terjal. Begitu kondisi jalurnya. Mungkin kita akan berfikir berkali-kali untuk kesana. Namun, disanalah ada obat hati yang keras itu. Disana ada anak-anak yang sebenarnya kehadiran merekalah yang kita butuhkan. Mereka adalah anak-anak yang tidak mampu. Anak-anak yatim yang ditinggal selamanya oleh orangtua-orangtua mereka. Pada merekalah terletak obat hati itu.

Jika kita tidak bisa kesana, janganlah tahan diri-diri kita untuk tidak mendapatkan keutamaan yang Rasulullah sudah pernah sampaikan. Mengelus kepala anak Yatim akan menjadikan hati ini lembut.

Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah datang kepada beliau, seseorang yang mengeluhkan kerasnya hatinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas memberikan wejangan berupa saran,

أَتُحِبُّ أَنْ يَلِيْنَ قَلْبُكَ وَتُدْرِكَ حَاجَتُكَ اِرْحَمِ اليَتِيْمَ وَامْسَحْ رَأْسَهُ وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ يَلِنُ قَلْبُكَ وَتُدْرِكُ حَاجَتُكَ

Apakah engkau suka hatimu menjadi lembut dan kamu mendapatkan hajatmu (keperluanmu)? Rahmatilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan kepadanya dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lembut dan niscaya kamu akan mendapatkan hajatmu.” (HR. ‘Abdurrazaq dalam mushannafnya, 11:97. Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, 2544).

Menyantuni dan mengayomi mereka akan menjadi sebab kita meraih keutamaan duduk bersama Nabi dengan begitu sangat dekatnya, di Surga.

Dari Ummu Said binti Murrah Al-Fihri, dari ayahnya, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

أَنَا وَكاَفِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ، أَوْ كَهَذِهِ مِنْ هَذِهِ -شَكَّ سُفْيَانُ فِي الْوُسْطَى أَوِ الَّتِيْ يَلِيْ الإِبْهَامُ

Kedudukanku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini.” [Salah seorang perawi Sufyan ragu apakah nabi merapatkan jari tengah dengan jari telunjuk atau jari telunjuk dengan ibu jari]. (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 133, hadits ini sahih sebagaimana kata Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 800).

Mungkin ada diantara kita yang jaraknya sangat jauh, tidak memungkinkan untuk berjumpa dengan anak-anak itu. Dan mungkin ada disekitaran kita yang kondisinya sama seperti anak-anak itu. Mungkin disekitaran kita, kanan kiri tempat kita tinggal ada anak yatim dan dhuafa yang membutuhkan uluran tangan kita. Segeralah temui mereka, ulurkanlah tangan itu untuk membuat mereka tersenyum. Eluslah kepala mereka, berdoalah agar hati yang sudah lama gersang ini bisa mencair dan lembut kembali. Berdoalah kepada Allah, semoga donasi-donasi yang kita berikan ikhlash karena-Nya akan menjadi sebab Allah tempatkan kita di Surga, duduk dekat bersanding dengan Nabi.


 

Oleh: Absaid

 
Copyright © 2014 GORPENDA. Designed by OddThemes