BREAKING NEWS

About

Life & style

Jumat, 16 September 2022

Profesi Boleh Sederhana, Tapi Semangat Luar Biasa


 Profesi Boleh Sederhana, Tapi Semangat Luar Biasa


Gorpenda.com -- Tukang parkir, profesi yang hanya di pandang rendah oleh sebagian orang. Namun tidak banyak orang mengira bahwa menjadi seorang tukang parkir adalah pekerjaan yang mulia. Itulah profesi yang sampai saat ini masih dijalani Ngatiman. Ayah dari satu orang anak ini sudah 12 tahun menjadi tukan parkir di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Pekerjaan kecil yang sehari-hari dijalani dengan penuh rasa tanggung jawab yang besar tidak membuat Ngatiman berkecil hati.

Lelaki kelahiran Sidokarto ini setiap bulanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1.000.000. Walau dengan gaji yang cukup kecil itu, Ngatiman tetap menerimanya dengan penuh rasa syukur. Ia selalu menganggap bahwa ‘’Apabila pekerjaan selalu dijalani dengan ikhlas, maka akan menjadi berkah’’. Dengan hadirnya seorang anak dalam keluarga sederhananya, Ngatiman semakin merasa bertambahnya beban yang harus dipikulnya. Anak yang Ngatiman masih kecil perlu dipenuhi segala kebutuhannya. Dengan kondisi ekonomi seperti ini, Ngatiman berusaha dengan baik mengatur pengeluaran yang diperlukan keluarganya.

Selain karena panggilan, alasan lain mengapa Ngatiman memilih bekerja sebagai tukang parkir adalah, karena tidak ada pekerjaan lain yang sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikannya. Sekali lagi Ngatiman tetap bersyukur, di kota besar seperti Yogyakarta masih banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan, bahkan bergantung hidup dengan orang lain. Ayah dari satu orang anak ini tetap merekahkan senyum sembari menjalani pekerjaanya.

Semua pekerjaan pasti ada hambatannya, hal itu juga sering dialami Ngatiman. Menjalani profesi sebagai tukang parkir  tidak membuat Ngatiman terbebas dari berbagai hambatan dan masalah. Terkadang ada beberapa Mahasiswa yang susah diatur untuk merapikan kendaraanya. Padahal itu semua adalah untuk kenyamanan bersama. Dengan senyum khasnya, Ngatiman terus bersabar menghadapi segala hambatan yang ia yakini sebagai ujian dalam pekerjaan yang sedang dijalaninya itu.

Jika ada waktu luang, Ngatiman menggunakannya dengan sebaik-baiknya untuk membaca Al-Qur’an. Ia tidak ingin ketinggalan dalam berburu amal untuk bekal di Akhirat kelak. Walau Ia miskin harta di Dunia, Ia tidak ingin miskin di Akhirat kelak. Ia selalu ingin menjalani hari demi hari menjadi semakin lebih baik. Di usianya yang ke 39, Ngatiman semakin sadar bahwa umur semakin habis dimakan waktu. Kapan lagi banyak-banyak melakukan ibadah, kalu bukan sekarang ? karena mati seseorang hanya Allah yang menentukan.

Menjadi tukang parkir dijalani ngatiman mulai tahun 2000. Tukang parkir yang selalu mengenakan peci ini banyak dikenal Mahasiswa, baik karena penampilannya yang khas, maupun sikap ceria dan penuh semangatnya itu. Inilah yang membuat Ngatiman disegani oleh banyak orang. (*)


Sumber: remajasampit.blogspot.com

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 GORPENDA. Designed by OddThemes